Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-14 04:43:38【Kabar Kuliner】470 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(33)
Artikel Terkait
- Nasib perempuan Gaza dua tahun sejak konflik pecah
- Sukseskan MBG, TNI AD pelajari manajemen makanan militer Singapura
- Jabar targetkan perluasan pasar lewat West Java Expo 2025
- AHY kampanye bersihkan mangrove sebagai inisiatif infrastruktur hijau
- Kemendikdasmen: Pelaksanaan TKA di Papua lancar
- Pemkab Jayapura: Program MBG harus menjangkau semua masyarakat
- Forum Pangan Dunia 2025 dibuka di Roma, rayakan 80 tahun FAO
- Pemerintah tegaskan AS ngak larang impor udang dan cengkeh asal RI
- Polda Kepri periksa tujuh ABK Kapal Shing Xing dalam dugaan TPPO
- Akademisi nilai kurikulum Sekolah Rakyat mampu entaskan kemiskinan
Resep Populer
Rekomendasi

56 UMKM di Jakbar ikuti pelatihan komoditi makanan

BPOM lakukan evaluasi cegah komoditas terpapar radioaktif dikonsumsi

Promosikan kuliner, makan gratis di Sungai Kapuas ramai pengunjung

BPOM berikan penjelasan ke FDA AS, pastikan keamanan produk ekspor RI

Dinkes Cirebon catat 20 siswa alami gejala keracunan usai santap MBG

Pakar IPB paparkan nutrisi susu untuk tingkatkan gizi pada Program MBG

IDAI serukan pemetaan dampak perubahan lingkungan bagi kesehatan anak

Kemenkes sebut 315 SPPG kini punya sertifikat laik higiene